Selenium- Si Penting Yang Sering Terlupakan
Pernahkah anda mendengar kata selenium? Pertama kali saya mendengar kata ini yang terlintas dalam pikiran saya adalah sejenis logam seperti halnya titanium, alumunium ataupun jenis logam padat lainnya. Tidak salah memang, karena selenium tergolong mineral mikro bersama dengan zinc dan alumunium. Namun mineral yang sedang kita bicarakan saat ini merupakan zat gizi yang cukup esensial bagi tubuh kita. Bahkan dapat melindungi kita dari penyakit seperti kanker.
Selenium bersama dengan vitamin E merupakan anti oksidan yang cukup powerfull dalam menghadang radikal bebas yang siap untuk merusak tubuh kita. Kombinasi selenium dan vitamin E dapat menghalau radikal bebas dan logam-logam beracun seperti arsen, mercury dan cadmium. Racun-racun ini masuk kedalam tubuh kita melalui makanan, minuman, udara, dan kosmetik. Tanpa adanya selenium, racun-racun tersebut pasti sudah sejak lama menggerogoti tubuh kita dan menimbulkan berbagai macam penyakit.
Beberapa peneliti percaya bahwa selenium mampu mengurangi resiko terkena penyakit kanker. Bahkan kandungan selenium yang rendah dalam darah diasosiasikan dengan penyakit kanker. Pemberian suplementasi selenium pada penderita kanker menunjukkan bahwa selenium secara signifikan mampu menurunkan insiden kematian pada penderita kanker.
Penyakit seperti AIDS, diduga dapat dihambat laju pertumbuhannya oleh selenium. Selenium diduga dapat memperlambat pengembangan viral load pada pasien HIV-positif, sekaligus meningkatkan jumlah CD4, berdasarkan hasil uji coba fase III yang didukung oleh National Institutes of Health. Kadar selenium yang rendah diasosiasikan dengan penurunan sistem kekebalan tubuh. Pada penderita HIV/AIDS, sistem kekebalan tubuh mereka menurun, sehingga mereka sering diberikan suplemen selenium untuk meningkatkan dan menjaga sistem kekebalan tubuh mereka.
Diduga efek positif selenium ini dikarenakan sifat antioksidan dari selenium yang cukup tinggi. Para ahli gizi dan kesehatan di dunia sepakat bahwa selenium mempunyai peranan yang cukup penting dalam menangkal radikal bebas dari bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan penyakit degeneratif pada tubuh dan selenium mempunyai peranan yang penting dalam sistem kekebalan tubuh manusia.
Kekurangan zat gizi selenium dapat menimbulkan penyakit “Keshan Disease”. Yaitu sejenis penyakit dimana penderita mengalami gangguan pada otot jantungnya, yang mengakibatkan penurunan fungsi jantung sebagai akibat pembengkakan jantung. Kegagalan otot jantung dapat berakibat fatal dan dapat mengakibatkan kematian. Penyakit ini banyak ditemukan pada Propinsi Keshan di negara Cina. Penyakit ini berkembang pesat di propinsi tersebut diakibatkan karena tanah di daerah tersebut kandungan seleniumnya rendah. Akibatnya kandungan selenium pada air minum, tanaman dan hewan ternak yang dikonsumsi oleh penduduk disana juga rendah. Hal ini mengakibatkan konsentrasi selenium dalam darah juga ikut menurun dibawah normal.
Konsumsi selenium yang berlebih (>1 g/hari) dapat berdampak negatif bagi kesehatan. Seperti; kuku dan rambut yang rontok, kerusakan sel-sel syaraf dan kejang-kejang pada perut. Angka RDA untuk selenium adalah 70 mcg/hari untuk laki-laki dewasa dan 55 mcg/hari untuk wanita dewasa. Dimana semakin tinggi usia maka kebutuhan selenium akan meningkat pula.
Bahan makanan seperti kacang-kacangan, telur, daging tanpa lemak, sea food, biji-bijian dan gandum utuh merupakan bahan makanan sumber selenium yang cukup tinggi. Yang perlu diingat adalah untuk mengkonsumsi bahan makanan tinggi selenium bersama dengan bahan makanan yang kaya akan vitamin
Sumber:
The Nutrition Bible (Anderson, Jean & Barbara Deskins)
http://spiritia.or.id/news/bacanews.php?nwno=0071
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/sites/entrez?cmd=Retrieve&db=PubMed&list_uids=8971064&dopt=AbstractPlus
http://ods.od.nih.gov/factsheets/selenium.asp#h6